“Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka.” (Umar bin Abdul Aziz)

Jumat, 15 Oktober 2010

Sring q ucap jnji tuk ta lge mnangisi mu
sring q tu2r kta aq tlah mlupakn mu
Sring q brkta aq mmbnci mu,
Pi. . . Nyata'ea
air mta q msih sja mnangisi mu.
mski mulut q brtu2r aq tlah mlupakn mU,pi ht q sllu mndamba mu.
mlut q mmang brkta aq mmbnci mu,pi ht q trus brKta q kn trus mNyayang mu

Minggu, 19 September 2010

Penantian panjangku

Terbang setiap angan dalam fikirku
melayang dan tak pernah tau kapan kan berpijak di bumi nie
hanya waktu yang kan mengantarku
meski tak pernah mejemput
ketika setiap detikku sendiri
harì demi hari terus berganti tak ada lagi harapan dan tak pernah lagi terfikir meskipun pasti kan berpijak.
Sampai kapan ku harus Menunggu
meNunggu sesuatu yang hanya buat peRih hatiku
Sampai kapaN ku meNanti,
meNanti kaU Buka hatimu untuk ku... :-l

Selasa, 14 September 2010

Terimakasih para mujahid

Iman yang membara
Terselubung dalam benak pemuda
Menggapai cita-cita agama
Menuju jalan ke surga
Membendung gelombang arus kemaksiatan
Dalam menegakkan kebenaran
Bertaut nyawa dalam peperangan

Wahai pemuda
Angkat senjata
pertahankan keyakinan dan agama
Menegkan pemuda yang berakhlakul karimah
Sesuai agama

Wahai mujahid
Kaulah pembuka awal keberhasilan kami
Bersimbah dalam darah yang murni
Berani berjuang sampai mati

Jumat, 27 Agustus 2010

Kisah Pohon Mangga

Pada suatu haari, Imam Syibli sedang berada di sebuah kebun yang subur. Tiba-tiba kedengaran suara memanggil-manggil, “Syibli… Syibli…”
Imam Syibli berhenti dari pekerjaannya sambil mencari-cari, siapakah yang memenggil-manggil namanya. Ternyata suara itu dating dari sebatang pohon mangga.
“apa maumu memanggil-manggil aku?” Tanya Imam Syibli
Makhluk gaib yang menyatu dengan pohon mangga itu menjawab, “ jadilah orang yang memiliki sifat mulia seperti aku.”
“maksudmu?” Tanya Imam Syibli kurang senang.
“Aku jika dilempari orang dengan batu, maka aku akan melempari orang itu dengan buahku yang lezat-lezat.” Kata pohon mangga tersebut.
Imam Syibli menjawab, “ oh…, memang baik hatimu. Tapi mengapa nasibmu tidak baik penghabisannya?”
Kini si pohon mangga menjadi heran atas tanggapan dari Imam Syibli tersebut. Ia pun bertanya, “maksudmu?”
Imam Syibli menerangkan, “kalau engkau sudah tidak ada gunanya lagi, sudah tua, maka batangmu akan ditebang, daun-daunmu akan digunduli, dan dirimu akan dimangsa api sebagai kayu baker.”
Pohon angga itu dengan sedih berkata, “itulah kesalahanku. Aku tidak seperti pohon cemara, yang bisa condong ke barat bila angina bertiup ke barat, dan akan condong ke timur jika angina bertiup ke timur.”
“jadi, mana yang lebih baik, nasibmu atau nasib pohon cemara?” Tanya imam Syibli.
Pohon mangga menjawab “inilah kebanggaan saya. Memang pohon cemara dapat selamat dengan cara begitu, tetapi kalau sudah tua pohon cemara hanya akan roboh begitu saja, dan tidak akan ada yang mengambilnya menjadi kayu baker, apalagi buat arang. Sedangkan aku, meskipun nasibku dibakar orang, namun aku hancur dengan terhormat. Sebab manusia tidak akan sembarangan membakar tubuhku bila tidak untuk memasak atau keperluan lainnya, separti membuat arang, misalnya. Jadi aku masih ada gunanya sampai akhir hidupku. Abu bekas pembakaran diriku pun masih dicari orang untuk menggosok perabotan mereka, karena abuku terkenal mahal, dan dapat membuat barang-barang logam menjadi bersih dan mengkilap. Jadi nasibku lebih baik dari pohon cemara.”
Imam Syibli mengangguk-angguk kepala tanda menyetujui pendapat pohon mangga , lebih baik mati terhormat daripada menjual harga diri dengan bersikap munafik, bersedia mengikuti arus, ke mana pun angin bertiup.

Ketulusan ku

Walau aku hanya bisa menjadi temanmu
Wlau hanya itu tempat untuk ku di hatimu
Kan ku terima itu dengan bangga
ku buktikan diriku yang terbaik untuk menjalaninya
Kan ku berikan kepada mu bahuku untuk tempat kau mengadu
Kan ku tunjukkan betapa pedulinya aku pada mu
Aku akan selalu siap
Saat kau membutuhkan aku
Aku akan selalu berada di dekat mu
Walau aku hanya bisa menjadi temanmu
Yang mendengar saat kau menangis
Kan ku terima itu dengan bangga
Kan ku jalani dengan suka cita. :-)